MANUSIA
Manusia atau orang dapat diartikan
berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan,
atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo
sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang
tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamaliayang
dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi di mana, dalamagama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan
atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga
seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan,
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masyarakatmajemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk
membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah
berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin
seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan.
Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan
laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan
perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai
dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan
(orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang
lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung;
tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ,
warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga
dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman;
musuh) dan lain sebagainya.
Ciri-ciri Fisik
Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu
dari berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran
biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya,
tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia
diartikan sebagai hominiddari spesies Homo
sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini
adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya
spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo.
Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan
adanya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan
untuk memanipulasi obyek menggunakan jarijempol (ibu
jari).
Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm
(64 inci) dan rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175
cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata
rata, bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat dan
sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan,
faktor lingkungan dan kebudayaan juga
dapat memengaruhinya, sepertigizi makanan.
Anak manusia lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan, dengan berat
pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci)
tingginya. Tak berdaya saat kelahiran, mereka terus bertumbuh selama beberapa
tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak
laki-laki masih akan terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini, biasanya
pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun.
Warna kulit manusia
bervariasi dari hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara umum, orang dengan
nenek moyang yang berasal dari daerah yang terik mempunyai kulit lebih
hitam dibandingkan dengan orang yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya
mendapat sedikit sinar matahari. (Namun, hal ini tentu saja bukan patokan
mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari daerah terik
dan kurang terik; dan orang-orang tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda dalam
lingkup spektrumnya.) Rata-rata, wanita memiliki
kulit yang sedikit lebih terang daripada pria.
Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80
tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah[1] sekitar
50,000 pada tahun 2003.
Rentang hidup maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.
Sementara banyak spesies lain yang punah, Manusia dapat tetap
eksis dan berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya
intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai kekurangan fisik.
Manusia cenderung menderita obesitas lebih dari primata lainnya. Hal ini sebagian
besar disebabkan karena manusia mampu memproduksi lemak tubuh lebih banyak
daripada keluarga primata lain. Karena manusia merupakan bipedal semata (hanya
wajar menggunakan dua kaki untuk berjalan), daerah pinggul dan tulang punggung
juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan kesulitan dalam bergerak pada usia
lanjut. Juga, manusia perempuan menderita kerumitan melahirkan anak yang
relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum). Sebelum abad
ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita, dan masih
terjadi di beberapa lokasi terpencil atau daerah yang tak berkembang di dunia
saat ini.
HAKIKAT MANUSIA
Adapun yang dimaksud dengan pengertian hakikat manusia yaitu seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar tentang manusia dan makna eksistensi manusia didunia. Artinya berbagai kesamaan yang menjadi karakteristik esensial setiap manusia disebut sebagai hakikat manusia, karena dengan keanekaragaman itu terdapat satu hal yang menunjukan kesamaan di antara semua manusia, yaitu bahwa semua manusia adalah manusia.Contoh: manusia memiliki perbedaan bentuk fisik seperti warna kulit, tinggi badan,jenis rambut, perbedaan pengetahuan ada yang pandai dan bodoh, perbedaan adat istiadat, perbedaan suku dsb. Namun demikian semua manusia di dunia ini memiliki kesamaan yaitu akal, mampu berbicara dengan bahasa yang diucapkan oleh lidah, tidak dapat hidup tanpa manusia yang lainnya, dan memiliki perasaan terutama rasa takut kepada Tuhan YME. Hal inilah yang membedakan manusia dengan mahluk yang lainya.
Tujuh aspek hakikat manusia yaitu. Pertama manusia sebagai makhluk Tuhan, yaitu menurut Kreasionisme menyatakan bahwa beradanya manusia di alam semesta sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Untuk meyakini hal ini tidak dapat dibuktikan dengan akal tetapi berdasarkan keyakinan agama.Contoh: bila tidak melakukan ibadah takut siksaan dari Tuhan YME dsb. Kedua, aspek manusia sebagai kesatuan badan-roh, ada 4 paham mengenai esensi dari badan-roh yaitu materialisme, idealisme, dualisme dan paham yang belum ada aliranya yaitu kesatuan-roh, yaitu “meski manusia merupakan perpaduan dua unsur yang berbeda, roh dan badan, namun ini merupakan pribadi yang integral atau manusia itu merupakan kesatuan badani-rohani artinya tidak dapat dipisahkan dari kedua hal tersebut Ketiga, manusia sebagai makhluk individu, yaitu kesatuan yang tidak dapat dibagi antara badan dan roh, memiliki perbedaan dengan manusia yang lainnya sehingga bersifat unik seperti perbedaan postur tubuh pengetahuan warna kulit dsb, dan merupakan subjek yang otonom (bebas untuk menentukan sendiri atas tanggung jawab sendiri. Keempat, manusia sebagai makhluk social, yaitu melalui hidup dengan sesamanyalah manusia akan dapat mengukuhkan eksistensinya( manusia tanpa orang lain tidak dapat hidup atau tidak ada yang akan mengakui sebagai manusia. Kelima, manusia sebagai makhluk budaya, yaitu meliputi perbuatan manusia itu sendiri.(semua perbuatan manusia untuk menjaga kelangsungan hidupnya)Keenam, manusia sebagai makhluk Susila, manusia memiliki potensi berbuat baik. Ketujuh, manusia sebagai makhluk Beragama, yaitu adanya bentuk pengakuan atau keyakinan akan kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku.
KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang
mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia &
Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang
terdapat di daerah Timur.
Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian
yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi.
Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam
mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi
mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara Thailand, mereka
berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang
lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri
khas dalam berbagai negara yang mencerminkan negara tersebut memiliki suatu
kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa.
Sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan sopan. Dan terdapat
beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan menurut versi orang
dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang membangun.
Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas kepribadian
yang unik.
Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari
negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu
yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih
banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari
masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas
daerahnya yaitu tarian pendet, kecak. Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang
mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia &
Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang
terdapat di daerah Timur.
Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian
yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi.
Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam
mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi
mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara Thailand, mereka
berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang
lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri
khas dalam berbagai negara yang mencerminkan negara tersebut memiliki suatu
kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa.
Sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan sopan. Dan terdapat
beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan menurut versi orang
dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang membangun.
Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut merupakan ciri khas kepribadian
yang unik.
Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari
negara atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu
yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih
banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari
masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas
daerahnya yaitu tarian pendet, kecak.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kata kebudayaan berasal dari kata budh—> budhi—> budhaya dalam bahasa sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia (supartono, 2001; Prasetya, 1998).
Mengenai definisi kebudayaan telah banyak sarjana-sarjana ilmu sosial yang mencoba menerangkan dari sudut pandangnya masing-masing. A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn menyatakan bahwa da sekitar 179 definisi tentang kebudayaan. Oleh karena itu pemilihan definisi kebudayaan yang tepat sangat sukar. Sehubungan dengan hal itu maka akan dicoba memaparkan beberapa definisi kebudayaan.
a. E.B Tylor, menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, adapt istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang mempelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
b. R. Linton, menyatakan bahwa kebudayaan adalah merupakan konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil dari tingkah laku itu yang unsur-unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota dari masyarakat tertentu.
c. Herkovits, menytakan bahwa kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
d. Krober dan Kluckhohn, menyatakan bahwa kebudayaan adalah pola, eksplisit dan implicit, tentang untuik perilaku yang dipelajari dan diwariskan melalui simbol-simbol, yang merupakan prestasi khas manusia, termasuk perwujudannya dalam benda-benda budaya.
e. Ki Hajar Dewantara, menyatakan bahwa kebudayaan adalah buah dari manusia, yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, alam danh jaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di alam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya besipat tertib dan damai.
f. Soedjatmoko, mengemukakan kebudayaan adalah penjelmaan manusia dalam penghadapannya dengan lingkungan alam dan sosialnya dengan ruang dimana ia hidup dan dalam penghadapannya dengan waktu, peluang dan pilihan, kesinambungan dan perubahan, serta sejarah (Soedjatmoko 1985)
g. Koentjaraningrat, menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakanya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya (Supartono, 2001; Keesing, 1992).
Definisis kebudayaan tersebut di atas tampaknya kebanyakan definisi dan pemakaiannya telah mengaburkan perbedaan penting antara kebudayaan sebagai pola untuk perilaku dengan pola dari perilaku.
Dari definisi-definisi kebudayaan tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa inti pengertian kebudayaan mengandung beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut :
a. Kebudayaan itu beraneka ragam.
b. Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.
c. Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi, psikologi, sosiologi, dan eksistensi manusia.
d. Kebudayaan itu berstruktur.
e. Kebudayaan itu terbagi dalam aspek-aspek.
f. Kebudayaan itu dinamis.
g. Nilai-nilai dalam kebudayaan itu relatif (sadeli, dkk, 1985)
Menurut Koentjaraningrat bahwa setiap kebudayaan memiliki wujud dan unsur kebudayaan. Menurutnya kebudayaan itu terdiri dari tiga wujud yaitu :
1. wujud sebagai suatu kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia, atau sistem budaya.
2. wujud sebagai kompleks aktivitas atau system sosial.
3. wujud sebagai benda atau kebudayaan fisik.
Menurut C. Kluckhohn dinyatakan bahwa setiap kebudayaan memiliki tujuh unsur kebudayaan universal,yaitu :
1. Sistem religi dan upacara keagamaan merupakan produk manusia sebagai homo religius.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan merupakan produk dari manusia sebagai homo socius.
3. Sistem pengetahuan merupakan produk manusia sebagai homo sapiens.
4. Sistem mata pencaharian hidup yang merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus.
5. Sistem teknologi dan perlengkapan hidup manusia merupakan produk manusia sebagai homo faber.
6. Bahasa merupakan produk manusia sebagai homo languens.
7. Kesenian merupakan hasil dari manusia dalam keberadaannya sebagai homo esteticus.
.
Kebudayaan juga mengalami suatu perubahan, hal ini secara umum dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Proses perubahan kebudayaan dapat terjadi secara evolusi dan revolusi. Dalam perubahan kebudayaan tersebut diatas tidak jarang terjadi cultural lag, yaitu suatu keadaan masyarakat yang mengalami kesenjangan antara budaya material dengan budaya non material. Hal ini misalnya dapat dilihat dengan semakin jauhnya jarak antara kebudayaan ideal dengan kebudayaan real. Kesenjangan budaya yang berlarut-larut dapat menimbulkan berbagai masalah sosial atau kerawanan sosial, perilaku menyimpang, munculnya subculture dalam masyarakat (Horton, dan Hunt, 1991).
Sehubungan dengan hal itulah maka terus diupayakan adanya berbagai system pengendalian sosial, dengan nuansa sosiokultural atau kearifan local masyarakat setempat. Baik yang bersifat formal maupun nonformal, skala dan niskala (Mudana,2000). Hal itu terefleksikan dalam berbagai model manajemen konflik. Sehingga tujuan kehidupan masyarakat dapat diwujudkan.
UNSUR KEBUDAYAAN
suatu kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa
sistem yang mendukung terbentuknya suatu kebudayaan, sistem ini kemudian
disebut sebagai unsur yang membentuk sebuah budaya, mulai dari bahasa,
pengetahuan, tekhnologi dan lain lain. semua itu adalah faktor penting yang
harus dimiliki oleh setiap kebudayaan untuk menunjukkan eksistensi mereka.
bahasa
yaitu suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk
atas unsur - unsur bunyi ucapan manusia yang digunakan sebagai gagasan sarana
interaksi
2. sistem pengetahuan
yaitu semua hal yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan
mengenai lingkungan alam maupun sosialnya menurut azas - azas susunan tertentu
3. organisasi sosial
yaitu keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek
kehidupan masyarakat dan merupakan salah satu dari unsur kebudayaan universal
4. sistem peralatan hidup dan tekhnologi
yaitu rangkaian konsep serta aktivitas mengenai pengadaan,
pemeliharaan, dan penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya
5. sistem mata pencarian hidup
yaitu rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup dalam konteks kebudayaan
6. kesenian
yaitu suatu sistem keindahan yang didapatkan dari hasil
kebudayaan serta memiliki nilai dan makna yang mendukung eksistensi kebudayaan
tersebut
7. sistem religi
yaitu rangkaian keyakinan mengenai alam gaib, aktivitas
upacaranya serta sarana yang berfungsi melaksanakan komunikasi manusia dengan
kekuatan alam gaib.
WUJUD KEBUDAYAAN
Tiga Wujud Kebudayaan Menurut Dimensi Wujudnya
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi
tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya
yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini
terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika
masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka
lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil
karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya
konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan
adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek
yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?
Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan - peraturan
kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
Dart sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi
realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan
berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata
sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap
kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya
sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan
yang dibentuk oleh masyarakat.
Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar